expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Rabu, 3 Jun 2020

MEMERANGI BISIKAN SYAITAN


MEMERANGI BISIKAN SYAITAN

FIRMAN Allah SWT maksudnya:

“Dan jika kamu dihasut oleh hasutan syaitan, maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

(Surah al-A’raf 7: 200)

“KETAHUILAH bahawa hati memiliki satu pintu yang menjadi jalan masuk bagi syaitan di seberang pintunya yang menuju dunia ghaib. Syaitan memiliki bisikan sebagaimana malaikat juga memiliki bisikan.”

At-Tirmidzi dlm as-Sunan (2988), al-Hindi dlm Kanzul-Ummal (1240), al-Haitami dlm Mawariduz-Zam’an dan as-Suyuti dlm Durr-al-Manthur (1/348)

SIFAT-SIFAT yang tercela adalah pintu masuk syaitan ke dalam hati. Sejauh mana sifat-sifat tersebut diperangi, sejauh itulah pula jalan-jalan syaitan menjadi sempit atau tersumbat. Sejauh mana sifat-sifat tersebut diabaikan, sejauh itulah pula pintu-pintu dan celah-celah itu terbuka bagi syaitan. Kamu memiliki pilihan antara menutup pintu itu sehingga hatimu menjadi sumber hikmah dan tempat turunnya malaikat, ataupun kamu mengabaikannya sehingga hatimu menjadi sarang syaitan.

LANGKAH pertama dalam menghadapi syaitan adalah memohon perlindungan kepada Allah darinya, lalu memeranginya dengan tiga cara:

(1) Kamu harus mengetahui godaan, muslihat dan pengkhianatan syaitan.

(2) Kamu perlu menganggap bukan remeh ajakan syaitan, sehingga hati kamu tidak tergantung pada ajakan itu.

(3) Kamu perlu terus berzikir kepada Allah dengan hati dan lisan. Zikir kepada Allah, bagi syaitan, samalah seperti penyakit perut dalam tubuh manusia, tidak menyenangkannya.

MENGETAHUI muslihat syaitan, kelihatan dengan jelas bagi anda dengan cara anda mengetahui bisikan hati dan kategorinya:

(1) Bisikan hati yang datang dari Allah sebagai bisikan awal, disebut sebagai “al-khatir” atau pengusik hati.

(2) Lintasan hati yang sesuai karateristik manusia yang disebut “an-Nafs” yakni jiwa.

(3) Bisikan hati yang datang dari ajakan syaitan disebut dengan “waswas”

(4) Bisikan hati yang datang dari Allah disebut dengan “Ilham”.

BISIKAN yang datang dari Allah, pada awalnya, kadangkala berupa kebaikan, kemuliaan dan sokongan hujjah. Tetapi kadangkala juga berupa ujian ataupun keburukan.

LINTASAN yang datang memberi ilham tidak akan berlaku, kecuali mengandungi amal baik, kerana ia pemberi nasihat dan petunjuk. Sedangkan bisikan yang datang dari syaitan, tidak datang kecuali dengan kejahatan. Namun bisikan ini kadangkala mengandungi amal baik, tetapi di sebaliknya ada kejahatan dan perangkap syaitan. Adapun bisikan yang tumbuh dari hawa nafsu, tidak dapat luput dari keburukan. Cuma kadangkala suka memperlihatkan kebaikan, namun bukan kerana zatnya.

SEBAHAGIAN ulama berkata, jika kamu mahu mengenali bisikan baik atau jahat dan membezakan di antara keduanya, maka hendaklah kamu menimbangkannya dengan salah satu dari tiga neraca ini:

(1) JIKA bisikan itu bertepatan dengan syarak maka itu adalah bisikan baik. Sedangkan jika sebaliknya, baik bisikan untuk ‘ruksyah’ atau syubhat, bisikan itu adalah bisikan jahat.

JIKA tidak diperolehi penjelasan dengan cara ini, berpalinglah kamu dari bisikan tadi dan ikutilah langkah orang soleh (berhati-hati) Jika langkah orang soleh kamu temui dalam mewakili bisikan yang melandamu, maka bisikan itu adalah bisikan baik. Jika tidak, bermakna bisikan itu adalah bisikan busuk. Namun jika dengan pertimbangan ini kamu belum juga menemui penjelasan, berpalinglah kamu dari emosi negatif dan nafsu. Jika kecenderungan jiwamu pada bisikan itu berupa kecenderungan bersifat karakter, bukan kecenderungan optimisme kepada Allah, maka bisikan itu termasuk bisikan buruk.

(2) JIKA kamu mahu membezakan antara bisikan jahat yang bermula dari syaitan atau dari nafsu, atau bisikan itu dari Allah, perlu pula kamu perhatikan tiga perkara ini:

πŸ“Œ JIKA kamu menemui bisikan itu kukuh dan tertib pada satu keadaan, bisikan tersebut pastinya datang dari Allah. Namun jika kamu menemui bisikan penuh keraguan dan tidak konsisten, maka bisikan itu muncul dari syaitan.

πŸ“Œ JIKA bisikan itu kamu temui setelah kamu melakukan sesuatu dosa, bermakna bisikan itu datang dari Allah sebagai seksaNya kepada kamu. Jika muncul bukan dari akibat dosa yang kamu lakukan, bisikan itu datang dari syaitan.

πŸ“Œ JIKA sesuatu bisikan itu tidak melemahkan semangat berzikir kepada Allah, dan bisikan itu tidak lenyap, bermakna bisikan itu datang dari hawa nafsu. Sedangkan jika melemahkan berzikir kepada Allah, bermakna ia datang dari syaitan.

(3) JIKA kamu mahu membezakan adakah sesuatu bisikan kebaikan itu datang dari Allah atau dari malaikat, maka perlu diperhatikan tiga perkara ini:

πŸ“Œ JIKA suatu bisikan melintas selintasan dengan kukuh dalam satu keadaan, maka bisikan tersebut datang dari Allah. Namun jika berulang-ulang lintasan, bermakna datang dari malaikat, kerana kedudukannya sebagai penasihat manusia.

πŸ“Œ JIKA bisikan itu datangnya setelah kamu berusaha baik semaksima mungkin dan dalam ketaatan kepada Allah, bermakna bisikan itu datangnya dari Allah. Jika bukan demikian, bermakna bisikan itu datang dari malaikat.

πŸ“Œ JIKA bisikan itu berkenaan dengan masalah prinsip dan amalan batin, bisikan itu datang dari Allah. Tetapi jika berkaitan dengan masalah furu’ (cabang) dan kaitannya dengan amalan lahiriah, maka bisikan itu datang dari malaikat. Sebabnya, menurut kebanyakan para ulama, malaikat tidak mempunyai cara untuk mengenali batin seseorang hamba.

ADAPUN “bisikan baik” yang datang dari syaitan sebagai ‘istidraj’ dan mendorong merebaknya keburukan, maka kamu perlu mencermatinya. Jika dalam dirimu menemui bisikan disertai semangat namun tidak bimbang, tergesa-gesa namun tidak santai, disertai rasa aman, tidak disertai rasa takut kepada Allah, atau buta pada akibatnya dan tidak teliti batin, maka ketahuilah, bisikan tersebut datang dari syaitan dan perlu kamu cepat-cepat jauhi. Sebaliknya, jika bisikan itu muncul bukan seperti bersifat di atas, bahkan lebih bersemangat namun bimbang, santai namun takut kepada Allah, tahu akibat dan teliti batinnya, maka ini bermakna bisikan itu samada dari Allah ataupun dari malaikat.

PERLU diketahui dan ditegaskan bahawa semangat merupakan perasaan ringan pada diri manusia untuk melakukan suatu perbuatan tanpa ketilitian batin. Menyebut-nyebut balasan Allah biasanya menjadikan semangat semakin bertambah dan batin semakin tetap dan teliti.

BERTINDAK secara santai adalah cara yang terpuji, kecuali dalam beberapa keadaan tertentu. Sedangkan rasa takut kepada Allah lebih cenderung pada penyempurnaan dan melakukan amal: bimbang takut-takut tidak menepati ketentuan syarak dan bimbang takut-takut tidak diterima oleh Allah SWT.

ADAPUN menilik akibat bisikan melalui mata batin itu menyebabkan batin kamu tahu dan yakin bahawa bisikan itu merupakan satu bimbingan ke arah kebaikan. Kadangkala pandangan hati kamu dapat melihat pada ganjaran Allah di akhirat kelak.

DEMIKIANLAH tiga perkara yang perlu kamu ketahui. Jagalah baik-baik semua itu, kerana ia merupakan ilmu yang sangat baik dan lembut, serta terdapat sebongkah rahsia yang agung di dalamnya.

ALLAHU A’LAM

SEMOGA bermanfaat dan berkat.
AAMIIN YA ROBBAL ‘AALAMIIN.

LAA HAULAWALA QUWWATA ILLA BILLAHIL ‘ALIYIL ‘ADZIM.

Sumber : Raudhah al-Talibin wa Umdah as-Salikin oleh Imam al-Ghazali

#Just_say_Alhamdulillah
#Sharing_is_caring

1 ulasan: